Menemukan Prince Charming di Rumah Sendiri

Menemukan Prince Charming di Rumah Sendiri

Judul Buku : Wonderful Husband
Penulis: Cahyadi Takariawan
Penerbit : Era Adicitra Intermedia
Tahun terbit : 2013
Ketebalan : xxii + 314 halaman
Ukuran : 14.5 cm
ISBN : 978-602-1680-03-2

Hampir sebagian perempuan pasti mengangankan menikah dengan seorang laki-laki yang nyaris sempurna. Yaaa mirip-mirip Prince Charming dalam kisah Cinderella gitu ya. Saya? Ah rasanya sih enggak ya. Dasarnya sih sederhana saja, saya sendiri kan masih jauh dari sempurna, jadi yaa enggak berani terlalu berharap. Tetapi ketika kemudian Allah menjodohkan saya dengan suami, saya jadi punya pandangan lain tentang kriteria suami (nyaris) sempurna ini.

Dia tidak pernah datang begitu saja untuk kita. Dia datang dan menjadi cukup sempurna di mata kita karena ada proses yang berjalan dalam pernikahan itu sendiri. Nah, ini yang dibahas Pak Cah, sang penulis, dalam buku berkaver warna peach terang ini. Oh, this is one of my favorite color lho :).

Back to the topic. Dalam buku ini, pak Cah lebih menekankan proses apa yang harus dilakukan suami agar jadi suami yang wonderful. Jadi kalau para bapak membaca buku ini, bisa sekalian buat refleksi diri. Sudahkah saya menjalankan proses sehingga saya bisa kasih tanda centang tuh di sembilan karakter yang dijabarkan dalam buku ini.

Ada sembilan karakter sehingga seorang suami dapat menjadi wonderful husband di mata istrinya. Semuanya dilakukan juga dengan dukungan kita sebagai garwanipun sang suami. Betul enggak ya, pemakaian kata ‘garwanipun’ yang saya tulis tadi?

Karakter pertama dia bisa memimpin dengan cinta. Ini jelas berkaitan dengan belajar bagaimana menghadirkan hati dan perasaan di rumah bersama anak istri. Bukan semata kehadiran fisik saja ( hal. 22-23). Jangan sampai ada kejadian, istri malah berdoa supaya suami banyak kerjaan dan enggak sempat pulang ke rumah (hal. 29).

Kriteria atau karakter kedua, mampu menundukkan ego. Ini dia nih yang susah. Tapi pastiii bisa. Eh tapi sebetulnya bukan cuma suami saja yang harus belajar di sini. Istrinya juga dong. Pak Cah memberi sebuah ilustrasi pengantar yang manis di permulaan bab ini. Makjlebb deh pokoknya. Ya, saya enggak mau cerita, ntar spoiler dong.

Karakter ketiga selalu berusaha membahagiakan istri. Woo hoo…. ini bikin kita sebagai istri tersanjung berat. Ya iyalah. Siapa sih yang enggak senang diperlakukan dengan sangat baik oleh suami? Begitu juga sebaliknya, kan? Di buku ini juga ditekankan bahwa definisi membahagiakan bukan hanya sebatas materi. Bukan berfokus di kemewahan, tapi lebih kepada (saling) menyenangkan hati. Eh, ada lagu jadul kesukaan saya, ditulis teksnya di buku ini, “Rumah Kita” by God Bless. Haha ketahuan deh, angkatan saya dan pak Cah enggak jauh beda.

Karakter keempat yaitu fokus dalam mengingat kebaikan istri. Nah tuh, bapak-bapak, jangan cuma ngomel karena kekurangan yang dimiliki istri. Apalagi sampai membanding-bandingkan istri dengan perempuan lain. Apalagi yang dijadikan pembanding public figure. Yeee itu mah bagaikan langit dan sumur bor dong. Ada kalimat kutipan di dalam bab ini, pas sebagai kalimat pembuka yang ‘menampar’ pasangan-pasangan yang sudah lama berumah tangga dan mungkin sedang jenuh dengan pasangannya. Begini:

“Orang yang pernikahannya bahagia itu saling menyukai. Kalau tidak saling menyukai, jelas tidak akan bahagia…” ( halaman 119).

Jadi cara untuk tetap bahagia itu ya saling menyukai. Gimana caranya, lah semakin hari si dia semakin menyebalkan? Ini yang dibahas dalam bab ini. Ayooo fokus dengan mengingat kebaikan istri. Tentu istri juga berlaku sama kepada suaminya.

Masih ada lima karakter lain yang sengaja tidak saya bicarakan di sini. Supaya penasaran dong sama bukunya. Tapi betul kok, buku ini bisa jadi penyemangat bagi pasangan muda dan pengingat bagi para pengantin buluk seperti saya dan suami.

Asyiknya, buku ini sepintas memang bermuatan pesan yang sarat dan berat. Kalau dibaca sekaligus ya capek. Tapi pak Cah bisa menyajikannya dengan ringan. Membaca buku ini enaknya dijeda-jeda, tapi jangan lama-lama. Soalnyq kita dibuat jadi penasaran terus dengan gaya bertutur pak Cah, tentang karakter Prince Charming ini. Menurut saya sih, membaca buku ini seperti sedang menonton TV atau mendengarkan radio dimana Pak Cah jadi pembicaranya. Mengasyikkan.

Kalaulah ada kekurangan, saya bisa menyebut ‘tagline’ di bawah judul buku ini, ‘menjadi suami disayang istri’. Menurut saya sih, jarang ya ada istri yang enggak sayqng sama suaminya. Kayaknya kok… berat bener syarat memperoleh rasa sayang dari istri, harus berproses menjadi laki-laki dengan sembilan karakter itu. Mungkin tepatnya, ‘menjadi suami yang lebih/makin disayang istri’.

Pemilihan hard cover juga menurut saya kurang tepat. Mungkin maksud penerbit supaya enggak lecek dan mudah robek. Tapi efeknya jadi lebih mahal ya harganya. Di atas 50 ribu rupiah. Saya lupa deh harga pastinya karena plastiknya sudah buru-buru saya robek, saking kepingin baca.

Terakhir soal kertasnya yang menggunakan HVs yang agak lebih berat dan ukuran buku yang melebar. Susah dimasukkan ke tas. Biasa deh emak-emak…

Tetapi, bagi saya membaca buku ini membuat ingatan menjadi segar lagi tentang apa yang harus kita lakukan untuk merawat kasih sayang dalam rumah tangga. Secara reflektif, buku ini juga bisa digunakan sebagai rujukan untuk menjadi Wonderful Wife di dalam rumah. Akhirnya, prince charming memang bisa kok ditemukan di rumah kita sendiri. Syaratnya, suami istri harus sama-sama mau terus belajar dan berproses.

Tuh betul kan kata saya? Prince Charming alias Wonderful Husband itu bukan buat dijadikan tokoh impian, tapi harus diciptakan bersama. *toss dulu ah sama bu Ida, istri pak Cah* 🙂

Artikel ini diikutkan dalam GIVE AWAY RESENSI BUKU WONDERFUL HUSBAND

image

About ifaavianty1

A wife, mom of 3 sons, writer and author of about 70 books. Loves books, music, movies, cook, art n craft, history, rain, mall, coffee, tea, and pasta. Oh, and every genius :))
This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink.

8 Responses to Menemukan Prince Charming di Rumah Sendiri

  1. adel says:

    sukaa,… salam kenal mba ^_^

  2. Kopiah Putih says:

    Detail sekali reviewnya mbak.. Sampek hal kertas-pun juga dibahas.. 🙂
    Sukses untuk GA-nya mbak.
    Salam..

  3. kakmolly says:

    Huhehuhehe, kok aku jadi serem nikah ya mba? >.<
    Ngeri banget ternyata laki-laki itu.

  4. berkunjung ya mak, terimaksih sudah partisipasi.

Leave a comment