Bukan Karena Allah Tak Sayang

#ceritaanak

 

Akram suka makan ayam goreng. Terutama ayam goreng di mall yang restonya bernama Bebeb Fried Chicken. Selain harganya yang tidak terlalu mahal, Bebeb Fried Chicken juga menyediakan menu ayam goreng keju leleh kesukaan Ahya dan Akram. Oh ya, Bebeb Fried Chicken sering mengadakan lomba mewarnai gambar, dan hadiahnya keren-keren lho. Makanya Akram enggak mau ketinggalan kali ini, Bebeb Fried Chicken mengadakan lomba mewarnai berhadiah skateboard. Akram sudah lama memimpikan punya skateboard seperti punya Kak Karin, teman Ahya.

 

Untuk menghadapi lomba itu, Akram rajin berlatih mewarnai. Semua gambar yang belum ada warnanya dia warnai. Malah pernah gambar desain stasiun kereta api milik Ahya juga dia warnai. Padahal itu adalah tugas Ahya di klub Arsitektur Anak Pohon Langit, yang tidak boleh diwarnai. Akram jadi kena marah Ahya. Ahyapun harus mengulangi lagi pekerjaannya itu,

 

Karena rajin berlatih, lama kelamaan Akram jadi pandai mewarnai. Ia mewarnai dengan halus dan rapi. Pilihan warnanya juga keren dan menunjukkan Akram adalah anak yang peka terhadap keindahan. Ayah dan ibupun memuji hasil karya Akram.

 

Dan… hari perlombaanpun tiba. Akram sibuk berdoa sambil menenangkan diri. Jantungnya berdebar sejak pagi. Ia nyaris tak berselera untuk sarapan pagi. Pikirannya sudah sibuk membayangkan perlombaan di Bebeb Fried Chicken.

 

Gambar yang harus diwarnai adalah gambar seekor ayam dengan kandang dan telurnya. Ada rumput dan bebungaan yang banyak di sekitar kandang. Ada matahari dan awan. Wah…pokoknya gambarnya cukup rumit. Akram mesti hati-hati nih mewarnai gambar itu.

 

Bismillah, Akram memulai pekerjaannya. Ia terus mewarnai tanpa kenal lelah. Tak terasa satu jam berlalu dan perlombaan selesai. Akram tidak lupa menuliskan namanya di kolom yang telah disediakan. Ia kembali duduk di kursi menunggu juri melakukan penilaian. Sambil menunggu ia disuguhi nasi dan ayam goreng keju meleleh serta segelas es teh manis.

 

Selesai makan, ternyata juri belum juga selesai melakukan penilaian. Anak-anak peserta lomba dihibur oleh badut dan aneka tarian serta nyanyian. Sayangnya pikiran Akram sudah tak sabar menunggu hasil perlombaan. Ia sibuk menghitung menit demi menit di jam tangannya.

 

“Nah, adik-adik serta bapak ibu sekalian, kini tibalah saat yang kita tunggu-tunggu. Pengumuman juara lomba mewarnai Bebeb Fried Chicken. Kami persilakan bapak Manajer Bebeb Fried Chicken, yaitu Bapak Sucahyo untuk membacakan nama para pemenang…” Kakak Pembawa Acara mengumumkan acara selanjutnya. Hati Akram terlonjak. Jantungnya serasa melompat keluar dari tubuhnya. Apakah ia akan berhasil mendapatkan skateboard idamannya?

 

Akram melirik kepada ayah dan ibu. Keduanya mengacungkan jempol ke arahnya.

“Juara ketiga…. Barra Dewantoro….”

Oh ini si pemenang hadiah jam tangan keren.

“Juara kedua… Kayfa Ismail….”

Dia memenangkan sepaket besar buku dan permainan edukasi.

“Dan… juara pertama….”

Akram makin kuat berdoa. Jantungnya berdetak makin kencang.

“… Muhammad….”

Ayo dong… Muhammad Akramul Adzkia…

….

….

“… Muhammad Ikhwan….”

 

Akram bengong, Tak percaya, Adakah yang melebihi karyanya sehingga lebih pantas menjadi juara? Lalu apa artinya dia berlatih keras selama ini?

Tubuhnya terasa lemas. Tak terasa ada air mata di sudut matanya. Mengapa dia harus kalah? Tak tahukah para juri bahwa dia memimpikan skateboard itu sudah lama?

 

Tiba-tiba ada sentuhan pelukan ayah dan ibu di kedua bahunya.

“Anak pintar, anak saleh ayah…”

“Anak hebatnya ibu…”

“Selalu ada yang terbaik dari semua yang Allah kasih untuk Akram…”

“Tapi kenapa Akram tidak menang?”

“Karena masih ada lagi yang terbaik yang Allah mau kasih buat Akram…”

“Akram hanya mau jadi juara dan dapat skateboard….”

“Allah bisa kasih apa yang Akram butuhkan… tapi mungkin tidak sekarang…”

“Kapan?”

“Nanti kalau Akram sudah lebih siap…”

“Kapan?”

“Itu rahasia Allah, buat jadi kejutan manis untuk Akram…. Sabar ya, Sayang…”

“Ikhlas ya…. Akram tidak akan pernah kecewa kalau Akram berdoa terus kepada Allah…”

 

Akram tak tahu sampai kapan ia harus berdoa dan berusaha. Tapi ia selalu yakin, Allah tak pernah mengecewakannya. Akram sayang Allah. Ia tahu ikhlas itu berat. Tapi ia akan mencoba, sebab ia percaya… Allah juga sangat sayang padanya….

 

#30DEM

#30DaysEmakMendongeng

#day9

About ifaavianty1

A wife, mom of 3 sons, writer and author of about 70 books. Loves books, music, movies, cook, art n craft, history, rain, mall, coffee, tea, and pasta. Oh, and every genius :))
This entry was posted in fiksi, Uncategorized and tagged , , . Bookmark the permalink.

2 Responses to Bukan Karena Allah Tak Sayang

  1. Roller Coaster Mama Baru says:

    Waa plotnya menarik sekali buat disampaikan ke anak, Bun Ifa😍
    Izin baca2 karya bunda yaa.
    Oiya ini Rere yg waktu itu ngobrol dan minta ttd bun ifa pas kopdar IIP hihi

Leave a comment