Rambut Baru Tipi Tupai

#ceritaanak

 

Seluruh penghuni hutan Alamanda pasti kenal Tippi Tupai. Dia adalah seekor tupai perempuan yang cantik dan lincah, sekaligus galak. Melihatnya akan mengingatkanmu pada Sandy Chick, si Tupai Darat, teman SpongeBob.

Bedanya Tippi berbulu abu-abu putih, sedangkan bulu Sandy berwarna coklat tua dan coklat muda. Gigi-giginya sih, sama besarnya. Yang paling sama adalah kesukaan mereka berteriak-teriak heboh.

Pagi ini, seluruh penghuni hutan Alamanda sudah terbangun oleh teriakan Tippi. “Huaaaaaa! Huaaaaa!” Langsung saja mereka berbondong-bondong menuju sebuah pohon kenari, tempat rumah Tippi berada.

“Ada apa, Tippi? Kamu membangunkan tidur kami”, seru Robi si Rubah sambil mengeluarkan gigi taringnya, marah.

“Iya. Kamu mengganggu istirahat kami!” sambung Poppy, si pelanduk geram.

Tippi berjingkat keluar dari rumahnya. Tak seperti biasanya, kali ini hewan-hewan hutan itu tak jadi marah. Mereka malah menjadi kasihan kepada Tippi.

Hanya ada beberapa hewan kecil, Tuti Tikus, Lolo Landak, dan Bevi Berang-berang yang tertawa kecil. Mereka terlalu kaget melihat Tippi.

Siapa yang tidak kaget?

Tippi yang biasanya berambut lebat dan indah kini gundul. Ia tampak lebih kurus, lebih tua, dan lebih jelek dari sebelumnya.

“Kemana rambut indahmu, Tippi?” tanya Berri, beruang madu.

“Ya. Apakah kamu memotongnya?” Cici kelinci ikut bertanya. Ia merasa sayang sekali jika Tippi sengaja memotong rambutnya.

“Aku sedang memanggang kenariku, ketika angin tiba-tiba bertiup kencang. Pintu rumahku terbuka, angin itu membuat api komporku membesar, sehingga membakar rambutku!” keluh Tippi sedih. Ia mulai menangis tersedu-sedu.

Para hewan menjadi kasihan dengan Tippi. Mereka mengajukan beberapa usul untuk ‘menumbuhkan kembali’ rambut Tippi. Misalnya dengan keramas memakai sampo seledri, lidah buaya, urang-aring, dan ada juga yang mengusulkan memakai kemiri. Tapi Tippi menolaknya. Kemiri seperti kenari kecil. Jangan-jangan dia bukan memakainya untuk keramas, tapi memakannya!

Demikianlah Tippi menjadi sangat rajin keramas. Setiap hari ia memetik daun seledri, daun lidah buaya, dan memerasnya sendiri. Ia ingin rambutnya cepat tumbuh.

Hari berlalu terus. Sedikit demi sedikit rambut Tippi mulai tumbuh. Tippi senang sekali. Kini ia semakin rajin keramas, menyisir dan berkaca. Terbayang olehnya, ia akan kembali menjadi tupai yang cantik.

Namun Tippi harus kecewa. Rambutnya tidak tumbuh seperti dulu lagi. Kali ini rambutnya tumbuh seperti bulu landak. Warnanya hitam, coklat, abu-abu, dan ada sedikit merah serta kuning dan oranye. Kasar dan berdiri. Betapa anehnya!

Tippi kembali berteriak-teriak. Ia tidak terima rambutnya tumbuh seperti rambut Lolo Landak. Kali ini ia tidak mau keluar saat teman-teman mendatangi rumahnya. Tippi maluuu sekali.

Tippi marah pada Tuhan yang telah membuat rambutnya menjadi aneh. Akibatnya Tippi tidak mau ikut shalat berjamaah yang biasa dipimpin Leon Singa. Tippi menjadi penyendiri.

Teman-teman tidak putus asa. Setiap hari mereka datang bergantian menjenguk Tippi meski tidak dibukakan pintu. Mereka mengirim kenari, minuman, juga buku-buku. Mereka tahu Tippi suka membaca. Mereka juga menempelkan pesan di pintu rumah Tippi.

Kami merindukanmu, Tippi.

Apapun, kamu tetap sahabat kami, Tippi.

Kami rindu teriakanmu, Tupai Cantik.

Dan masih banyak lagi.

 

Lama-lama Tippi tergerak ingin keluar juga. Ia rindu cahaya matahari. Juga sangat merindukan teman-temannya, dan ingin shalat berjamaah dengan mereka.

Tebak, siapa yang dijumpai Tippi pertama kali saat keluar rumah?

Lolo Landak!

Mereka saling berpandangan. Keduanya diam karena sama-sama terkejut.

Tapi kemudian, Lolo berteriak, “Tippi, subhanallah… kamu keren sekali!”

Tentu saja Tippi bingung. Keren? Yang benar saja!

“Betul deh. Kamu jadi tupai yang sangat unik. Cantik sekali! Dan rambutmu juga tidak tajam. Dia hanya keras dan sedikit kaku. Percaya deh padaku!”

Teman-teman yang lain berdatangan mendengar ucapan Lolo yang keras itu. Mereka merasa kaget dengan rambut baru Tippi. Tapi kemudian mereka memujinya, karena memang Tippi kelihatan unik dan berbeda. Keren!

Tippi bersiul senang. Ia menjadi percaya diri. Teman-teman semua memujinya sebagai tupai yang unik. Tippi tak lagi marah pada Tuhan. Ia malah berterima kasih karena Tuhan sudah menciptakannya dengan bentuk yang bagus.

 

 

#30DEM

#30daysemakmendongeng

#day28

#warna

 

About ifaavianty1

A wife, mom of 3 sons, writer and author of about 70 books. Loves books, music, movies, cook, art n craft, history, rain, mall, coffee, tea, and pasta. Oh, and every genius :))
This entry was posted in fiksi, Uncategorized and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment