Laura yang Menginspirasi

Siapa di sini yang anak 80an? Maksudnya yang mengalami masa kanak-kanak sekitar tahun 1980an gitu. Saya contohnya (tua kok bangga). Zaman itu stasiun televisi baru satu, TVRI doang. Enggak heran kita setia banget sama dia, ya enggak ada pilihan lain. Untunglah acaranya banyak yang bagus.
Salah satu acara yang ditunggu adalah film cerita minggu siang, yang tayang bada zuhur, serial “Little House on the Prairie”. Masih ingat kan? Jangan ngaku anak 80an deh kalau enggak tahu film ini. Saya termasuk fans setia si Laura, papanya Charles Ingalls, dan mamanya Carolyn Ingalls. Sampai saya punya cita-cita pingin punya keluarga yang kayak keluarganya si Laura, biar miskin asal bahagia. Jiaaah….
Semntara itu, saya juga baru tahu (saat itu) bahwa film ini diangkat dari buku-buku serial dengan judul awal yang sama, yang juga ditulis oleh si Laura Ingalls ini. Penasaran deh saya. Alhamdulillah ketemu tuh di Gramedia. Kalau enggak salah waktu itu Gramedia baru ada di Blok M sama Matraman ya. Sampai kayak bocah ngidam deh kepinginnya saya koleksi buku-buku si Laura. Alhamdulillah lagi, rezeki anak salehat cantik dan pintar kayak saya, orang tua saya, juga uwak saya dari Bandung, memberikan serial tersebut lengkap kap kap kap (saking lengkapnya) waktu saya juara kelas. Entah kelas berapa di SD, lupa saya saking keseringan juara kelas. Abaikan kalimat yang dicoret karena mengandung unsur berbahaya bagi keselamatan saya sendiri.
Ternyata membaca buku serial Little House ini sama asyiknya dengan menonton film serialnya. Bahkan lebih mengasyikkan, karena lebih banyak petualangannya. Seru dan menggerakkan. Menggerakkan saya untuk mulai merekayasa cita-cita. Paling tidak, ada empat cita-cita saya saat itu yang terinspirasi dari buku-buku Laura.

Punya keluarga yang hangat dan saling mendukung
Dalam buku serial yang terbit pertama kali pada awal abad 20 ini, dikisahkan kehangatan dan kekompakan keluarga Ingalls dalam menjalani aneka persoalan hidup, dari mulai kesulitan ekonomi, menaklukkan iklim, kesehatan (ketika dilanda wabah penyakit dan ketika Mary mulai buta), masalah social kemasyarakatan, persaingan anak-anak dan remaja (hubungan yang buruk dengan keluarga Oleson, terutama dengan si jutek Nellie dan ibunya yang sirikan, Nyonya Harriet), masalah cinta (antara Laura dan Almanzo), kematian dan masih banyak lagi. Istimewanya, kekompakan, kedekatan, dan kehangatan hubungan dalam keluarga selalu membuat mereka optimis bahwa setiap persoalan pasti ada jalan keluarnya. Selama semua berpegang kepada ikatan keluarga yang kuat, selalu ada kebahagiaan dan penyelesaian persoalan.
Keluarga Ingalls juga mengajarkan pada saya tentang simple happiness, kebahagiaan yang sederhana dan perasaan terberkati alias rasa bersyukur. Dampaknya setiap habis baca buku itu, saya jadi merasa bersyukur banget dengan keluarga saya.

Menulis dan terus menulis
Laura setia mencatat setiap kisahnya dari waktu ke waktu. Setelah beberapa puluh tahun berlalu, bahkan kini sudah lebih satu abad ya, kisahnya menjadi catatan sejarah yang amat berharga. Saya ingin seperti Laura. Saya ingin setiap catatan saya, menjadi rekaman sejarah pada masa depan. Saya ingin berbagi banyak nilai dan informasi kebaikan seperti yang sudah dilakukan Laura. Dan itu mulai dari satu langkah kecil, menulis dengan setia.
Itu sebabnya hingga sekarang, saya masih setia menulis. Enggak apa-apa ditolak penerbit dan PH, enggak apa-apa kalah dalam lomba, enggak apa-apa tidak dimuat media massa, yang penting tetap menulis. Moga-moga ada yang baca blog saya dan mendapatkan manfaat dari tulisan-tulisan saya. Kelak blog ini akan jadi blog bersejarah (ejieee…. ) dan mungkin saja dijadikan referensi oleh generasi berikut. Aamiin…

Peran perempuan dalam ranah domestic dan public
Kesantunan dan bijaknya mama Carolyn mendampingi suami dan mengurus anak-anaknya membuat saya mengidolakannya. Pingin deh jadi mama yang seperti dia. Pikir saya waktu itu. Juga melihat peran Laura sebagai guru dan penulis, melihat peran Rose, anak Laura, sebagai jurnalis, membuat saya bercita-cita tidak hanya menjadi perempuan yang berperan dalam ranah domestic, namun juga punya peran di ranah public tanpa meninggalkan karir tertinggi sebagai istri dan ibu. Aih, mama-mama banget sihhh saya ya.

Jangan takut berpetualang
Membaca buku Little House on the Prairie the series ini membuat saya bercita-cita bepergian ke tempat-tempat yang jauh, membuka cakrawala seperti yang dilakukan keluarga Ingalls dan keluarga Wilder (keluarga Laura dan Almanzo). Zaman itu masih banyak wilayah Amerika yang belum ‘terbuka’ dan petualangannya seruuu banget. Zaman sekarang tentu berbeda. Petualangan bukan berarti membuka wilayah baru, kecuali kalau mau membangun kompleks perumahan bareng penguin di kutub selatan sih lucu juga, namun berarti menjelajahi banyak tempat untuk membuka cakrawala berpikir dan mensyukuri nikmat dari Tuhan.

Tuh kaan, moving banget kan bukunya? Sayangnya, seiring dengan waktu, entah kemana koleksi buku saya itu pergi. Jadi setelah menikah, saya mencoba melengkapi kembali koleksi buku saya. Alhamdulillah ada versi barunya. Nah ini yang saya foto. Collectable items banget deh…. Saya sih pinginnya anak cucu saya juga bisa menikmati inspirasi dari buku serial bersejarah ini. Bagus banget buat menambah kaya hati dan pikiran kita.

laura

Postingan ini diikutsertakan dalam First Giveaway Buku Inspirasi

About ifaavianty1

A wife, mom of 3 sons, writer and author of about 70 books. Loves books, music, movies, cook, art n craft, history, rain, mall, coffee, tea, and pasta. Oh, and every genius :))
This entry was posted in buku, inspirasi, life, Lomba blog, menulis, movie, sejarah, Uncategorized and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

17 Responses to Laura yang Menginspirasi

  1. ayanapunya says:

    waktu kecil suka banget juga nonton drama ini, mbak. sayang nggak tahu ending dari ceritanya. paling ingat sama si nellie yang rambutnya keriting sama laura dengan kepangnya 🙂

  2. Buku yang bagus, istilahnya paket lengkap karena dari berbagai sudut pandang tokoh dan cerita dapat di temui hal-hal menarik juga menginspirasi
    Terima kasih sudah berpartisipasi dalam GA Buku Yang Menginspirasi ^_^

  3. Bukunya keren aku enggak punya jadi penasaran baca 🙂

  4. Afifah Afra says:

    Waaah ini juga serial kesukaan saya. Teman masa kecil yang berkesan…

  5. leylahana says:

    Aku masih baru lahir teh tahun 80 mah hehe.. Aku belum tau si Laura.

  6. Koko Nata says:

    Aku pernah nonton filmnya, pas jaman masih SD. Baca bukunya juga pernah. Baca ulasan ini jadi pengen baca lagi bukunya. Pinjam dong, mbak :-p

  7. Mbak Avy says:

    film ini waktu saya masih sd….sekarang gak ada film yg sangat berkesan spt itu

  8. Jadi buku langka ini ya, Mba.

    Ini booming selain little missi yah. Yang ada tuan baron itu lhooo. Inget ga?

Leave a comment